Manfaat Sterilisasi Pada Hewan Peliharaan

23 Juni 2024

Banyak pemilik hewan peliharaan merasa tidak ingin kucing atau anjing kesayangannya disterilisasi. Sebagian merasa kasihan, tapi ada beberapa pula yang merasa hal ini tidak diperlukan. Memang masih banyak pro kontra soal tindakan ini pada hewan, namun perlu diketahui bahwa sterilisasi pada hewan peliharaan memiliki banyak manfaat.

Faktanya adalah, sterilisasi sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan dan tingkah laku hewan peliharaan. Salah satunya anjing atau kucing yang telah di sterilisasi akan memiliki sifat yang lebih tenang dan lebih betah di rumah. Selain itu, melakukan sterilisasi juga dapat mengendalikan populasi hewan.
Sterilisasi dilakukan dengan tindakan bedah yang menghilangkan bagian tubuh reproduksi hewan. Bukan hanya pada anjing dan kucing, proses ini juga kerap dilakukan pada kelinci dan marmut. Hewan betina disterilisasi dengan cara pengangkatan ovarium dan uterusnya. Sedangkan pada hewan laki-laki, disebut pula dengan kastrasi, tindakan ini dilakukan dengan operasi pengangkatan testis.

Berbeda dari anggapan awam, operasi ini tidak berbahaya karena dilakukan di bawah pengaruh bius. Apalagi tindakan ini dilakukan oleh tenaga medis terlatih seperti dokter hewan. Biasanya, hewan akan kembali bugar 24 jam sampai 48 jam pasca operasi. Selain itu, hewan pasca oprasi akan diberikan obat-obatan yang dibutuhkan agar bisa kembali sehat dan aktif.

Ada baiknya hewan menjalani proses sterilisasi saat masih berusia muda. Risikonya masih rendah dan tidak ada implikasi buruk yang mungkin terjadi. Biasanya tindakan ini dilakukan ketika hewan mencapai usia minimal 6 bulan.

Berikut adalah 5 keuntungan dari sterilisasi pada hewan peliharan:

Lebih Sehat

Hewan yang menjalani proses sterilisasi akan jauh lebih sehat dan terhindar dari berbagai penyakit. Bagi hewan jantan dapat menekan kemungkinan adanya kanker testis, penyakit prostat dan hernia. Hal yang sama baiknya juga berlaku pada hewan betina yang dikebiri. Pengangkatan rahim dapat mengurangi risiko kanker rahim, indung telur, payudara dan kelenjar susu.

Mencegah Overpopulasi

Mengacu pada data North Shore Animal League America, anjing tercatat 15 kali lebih produktif dalam beranak ketimbang manusia. Sedangkan kucing lebih drastis lagi, yakni 45 kali lipat lebih produktif. Hal ini tentu saja berpengaruh buruk pada kesejahteraan hewan-hewan tersebut. Faktanya saat ini masih banyak hewan yang terlantar di jalanan. Dengan membatasi jumlahnya, secara tidak langsung kita membantu kesejahteraannya.

Mengurangi Sikap Agresif

Kadangkala hewan peliharaan bersikap agresif bahkan terhadap pemiliknya. Biasanya ini terjadi saat musim kawin ketika hormon mereka sedang meningkat. Hal ini juga yang kemudian menjadi penyebab terjadinya perkelahian hewan karena berebut pasangan. Tak jarang luka yang diderita cukup berat atau bahkan menyebabkan kematian.

Mencegah Spraying

Spraying atau menandai wilayah dengan air kencing merupakan kebiasaan yang sering dilakukan kucing atau anjing jantan. Pola ini kerap mengganggu khususnya bagi hewan yang dipelihara di rumah karena menimbulkan aroma tak sedap. Pada sebagian besar kasus, tindakan kastrasi dapat membantu mengurangi kebiasaan ini khususnya pada musim kawin. Namun biasanya di fase awal pasca operasi, kebiasaan ini masih bertahan.

Mengurangi Keinginan untuk Berkeliaran

Anjing atau kucing yang sudah disteril biasanya lebih kalem dan betah di rumah. Tak perlu lagi khawatir karena kucing yang pergi berhari-hari atau anjing yang kabur saat pintu rumah dibuka. Hal ini karena hewan tersebut tidak lagi merasa harus mencari pasangan untuk menyalurkan birahinya. Dengan demikian, hewan peliharaan juga lebih aman dan tidak terkena risiko seperti ditangkap orang tak bertanggung jawab atau tertabrak kendaraan.

Sterilisasi dilakukan dengan anestesi umum sebelum operasi dilakukan. Dokter akan memberikan instruksi khusus untuk perawatan pra dan pasca operasi.

Selama operasi, kucing atau anjing diberi anestesi agar tidak merasakan atau menyadari apa yang terjadi. Untuk hewan jantan, sayatan kecil dibuat pada testis dan dikeluarkan. Lalu, sayatan ditutup dengan jahitan atau lem bedah. Biasanya, hewan sudah dapat dibawa pulang di malam hari setelah tindakan.

Sementara hewan betina memiliki sayatan yang lebih besar untuk mengangkat ovarium dan/atau rahim. Sayatan yang lebih besar pada rongga perut, sehingga observasi lebih lama, mungkin bisa pulang keesokan harinya.

Beberapa dokter hewan memasangkan hewan yang hendak dilakukan tindakan dengan kerah kerucut. Hal ini mencegah hewan peliharaan menggaruk, menggigit, atau menjilati area yang dioperasi. Umumnya tidak membutuhkan pengobatan khusus setelahnya.

Prosedur sterilisasi bedah ini wajib dilakukan di klinik khusus hewan demi keamanan dan kenyamanan. Pastikan untuk memilih klinik yang bersertifikasi, disertai dokter yang berpengalaman. Hal ini dapat menurunkan kekhawatiran terjadinya risiko yang membahayakan bagi hewan kesayangan.

Jika ingin melakukan tindakan sterilisasi ini, tindakannya bisa dilakukan langsung di Bali Veterinary Clinic yang tersebar di berbagai daerah di Bali, seperti di Pererenan, Sanur, dan Tabanan.